Aplikasi Pembedaan Antara Homonim dan
Polisemi Siswa Kelas IX
SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik
Oleh:
Iva Nurchorisa 147835019
Efa Kustiana 147835080
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA-DAERAH
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dewasa ini dalam proses
komunikasi setiap orang banyak digunakan perbendaharaan kata. Pembendaharaan
kata yang banyak menunjukkan bahwa seseorang tersebut sering
berkata-kata.Namun, keadaan tersebut memiliki pengaruh terhadap perkembangan
bahasa saat ini. Sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari mengenai berbagai perbendaharaan
kata. Diantaranya yang paling banyak ditemui adalah homonim dan polisemi. Meskipun disekitar banyak terdapat homonim dan poliseminamun tidak menjamin bahwa semua pelajar mengetahui perbedaan keduanya. Sehingga
masih banyak ditemukan pelajar yang belum bisa membedakan antara homonim dan polisemi.
Dengan melihat kenyataan tersebut, perlu
adanya pengetahuan yang lebih dalam mengenai penggunaan kata-kata yang
digunakan lebih dari satu makna dan juga mengenal serta memahami penggunaan
kata yang sama tetapi ketika seseorang tersebut mengucapkannya menimbulkan arti
yang berbeda.Disamping hal tersebut, selain mengetahui lebih dalam tentang
makna ataupun konsep dari polisemi dan homonim juga harus mengetahui dalam
membedakan antara homonim dan polisemi. Berkaitan dengan hal itu, peneliti melakukan penelitian
mengenai tingkat pemahaman siswa dalam membedakan homonim dan polisemi sehingga
siswa mampu membedakan dan menggunakan homonim dan polisemi secara tepat dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kemampuan siswa kelas IX SMP
Muhammadiyah 12 GKB Gresik dalam membedakan antara homonim dan polisemi?
2.
Bagaimana kemampuan siswa kelas IX SMP
Muhammadiyah 12 GKB Gresik dalam mengaplikasikan kemampuan membedakan homonim
dan polisemi dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.
Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB
Gresik mampu membedakan antara homonim dan polisemi.
2.
Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB
Gresik mampu mengaplikasi kemampuan dalam membedakan tentang homonim dan
polisemi dalam pembelajaran di kelas.
1.4 Manfaat
penyuluhan
Dari penelitian yang dilaksanakan
dapat diperoleh manfaat sebagai berikut;
1.
dapat
menambah wawasan dan pemahaman siswa yang lebih mendalam tentang homonim
dan polisemi yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari.
2.
dapat diterapkan dan diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari
secara tepat dan benar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Homonim
Homonim berasal dari bahasa Yunani, homos dan onuma. kata tersebut masing-masing berarti ’sejenis’ atau ’sama’
dan ’nama’. Dalam imu bahasa, istilah tersebut diartikan sebagai kata-kata yang
bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contohnya: kata genting dan jarak
|
|
genting
|
jarak
|
(1)
Karena perang, kota itu tampak sangat genting
(genting
= gawat)
|
(1)
Ayah sedang menanam pohon jarak di belakang rumah
(jarak
= pohon)
|
(2)
Kakak sedang memperbaiki genting yang bocor
(genting
= atap)
|
(2)
Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh
(jarak
= ukuran)
|
Dalam kamus, kata-kata berhomonim
biasanya ditandai oleh urutan angka Romawi. Contohnya sebagai berikut:
karang I = batu karang, sejenis batu
kpur di laut.
karang II = karangan bunga, susunan atau ikatan.
karang III = karangan ilmiah, karya tulis.
karang IV = pekarangan rumah, halaman.
karang V = karang keputraan, tempat kediaman
Homonim adalah suatu kata yang
memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama
disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
Contoh:
Amplop
(homofon)
|
Bisa
(homofon)
|
Masa
dengan Massa
(homograf)
|
Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan
amplop
(amplop = amplop surat biasa)
|
Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya
(bisa = mampu)
|
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai
(masa = waktu)
|
Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat
(amplop = sogokan atau uang pelicin)
|
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti
(bisa = racun)
|
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa
(massa = masyarakat umum)
|
Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang
homonim masih dapat di bedakan lagi atas homograf dan homofon, karena kesamaan
bentuk itu dapat dilihat dari sudut ejaan atau ucapan, yang di antaranya
adalah:
1. Ada
homonim yang homograf dan homofon artinya baik ejaan maupun ucapannya sama.
seperti tampak pada kata: bisa I dan bisa II, alat I (perabot,perkakas) dan
alat II (jamu, tamu), amat I (sangat) dan amat II (memperhatikan).
2. Ada
homonim yang homograf yang tak homofon yang berarti ejaannya sama tetapi
ucapannya berbeda, seperti: sedan I (sedu, rintih) dan sedan II (mobil
penumpang).
3. Ada
homonim yang tidak homograf tetapi homofon, terutama yang ada kaitannya dengan
fonem /h/ yang sering tidak diucapkan: muda (remaja) dan mudah (gampang), basa
(bahasa) dan basah (mengandung air), bawa (angkut) dan bawah (lebih rendah).
2.2
Polisemi
Polisemi berasal dari kata poly dan sema, yang masing-masing berarti ’banyak’ dan ’tanda’.Jadi,
polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna. Dalam bahasa indonesia,
dijumpai kata-kata yang menanggung beban makna yang begitu banyak. Contohnya
adalah kata kepala.Makna dasar kepala adalah bagian tubuh di atas leher, tempat
otak dan pusat jarngan saraf.Kepala merupakan bagian badan yang sangat penting
dibandingkan dengan beberapa bagian anggota badan manusia lainnya.Selain
berarti bagian tubuh yang penting itu, Kepala digunakan dalam konteks pemakaian
lainnya.inilah beberapa di antaranya.
a. Bagian
benda setelah atas atau bagian depan, contoh: kepala tongkat dan kepala surat.
b. Pemimpin
atau ketua, contoh: kepala kantor, kepala pasukan, dan kepala daerah.
c. Sebagai
kiasan atau ungkapan, contoh: kepala udang, kepala dua, dan besar kepala.
Pemakaian kata kepala pada ketiga
konteks pemakaian tersebut tidaklah menimbulkan makna yang sama sekali baru.
Makna-makna tersebut masih memiliki satu kesamaan.Makna kepala dalam hal ini
merupakan ’bagian yang memiliki kedudukan yang sangat penting’.
Perhatikan contoh-contoh kata
berpolisemi lainnya dalam kalimat-kalimat berikut!
1. (a)
Nenek dibawa ke dokter karena sakit.
(b) Bangsa
ini sedang sakit.
(c) Dedi
sakit hati karena dihianati teman dekatnya.
2. (a)
Direncanakannya ayah akan naik pesawat malam ini.
(b) Diharapkan
kakak tidak lama lagi dapat naik pangkat.
(c) Sherina
adalah artis cilik yang sedang naik daun.
3. (a)
Didik jatuh dari sepeda.
(b) Harga
gabah jatuh. ‘merosot’
(c) Setiba
di rumah dia jatuh sakit. ‘menjadi’
(d) Dia
jatuh dalam ujian. ‘gagal’
Polisemi adalah menyangkut masalah
kegandaan makna yang kadangkala bisa membingungkan pemakai bahas, tetapi justru
tidak memperoleh tempat yang wajar dalam pengajaran.kegandaan makna itu bisa
muncul dengan berbagai cara.Kegandaan makna dalam bahasa lisan dapat
diakibatkan oleh struktur fonetik kalimat karena satuan akustik struktur yang
bertali temali adalah satuan helaan nafas. Contohnya ban tuan dalam ucapan bisa
menyatu dalam helaan nafas menjadi dan karena berhomonim dengan bantuan jika
tidak demikian, maka kemungkinan lain terjadi: dua buah kata yang terus menerus
diucapkan dalam satuan helaan nafas akan menjadi sebuah kata misalnya asbak
artinya secara lisan akan terjadi kegandaan makna atau polisemi karena variasi
intonasi yang dilakukan pembicara.
Faktor gramatikal, bentuk gramatikal
pemukul bisa berarti alat untuk mengukur atau orang yang memukul.Sebuah frase juga
bisa menyebabkan kegandaan makna meskipun kata-kata pendukung frase itu secara
individual tidak menimbulkan kegandaan misalnya orang tua bisa berarti orang
yang tua atau bapak dan ibu.Demikian juga pada kalimat siswa sedang membaca
buku sejarah baru.Kalimat ini mengandung ketaksaan makna, disatu sisi dapat
dipahami bahwa yang dibaca siswa tersebut buku sejarah yang baru dibelinya,
artinya yang baru pada kalimat tersebut adalah bukunya. Disisi lain arti yang
baru disini adalah sejarahnya bukan bukunya.
Faktor leksikal, bentuknya bisa
polisemi atau homonim. Sumbernya bisa bermacam-macam, yaitu
1. Sebuah
kata yang mengalami perubahan akan memperoleh makna baru contohnya kata makan
yang semula hanya untuk manusia dan binatang. Namun sekarang kata tersebut bisa
dipakai pada benda yang tak bernyawa bahkan yang tidak mempunyai mulut. Contohnya
jarinya termakan mesin.
2. Sebuah
kata akan mempunyai makna ganda jika dipakai dalam lingkungan sosial yang
berbeda. Bagi seorang dokter kata operasi menghadirkan dalam benaknya hal-hal
seperti penyakit, pisau, ruang bedah, menjahit kulit atau daging, tetapi bagi
lingkungan militer kata tersebut selalu disangkutkan dengan hal-hal seperti
musuh, serangan, tembak menembak.
3. Bahasa
figuratif, terutama yang menyangkut metafora juga besar peranannya dalam
polisemi misalnya kata mata, makna sentralnya sebagai makna penglihat, namun
pada kata mata pisau, orang indonesia mengartikannya sebagai ketajaman
alat itu.
4. Pengaruh
asing juga bisa menumbuhkan polisemi. Apa yang disebut peminjaman makna
(semantik borrowing) memang sudah lama kita kenal dalam bahasa kita.Contohnya
kata butir yang biasa dipakai sebagai penolong bilangan untuk barang yang bulat
atau kecil, sekarang dipakai untuk mengganti kata item yang jelas tidak ada
kaitannya dengan unsur bulat atau kecil.
2.3
Cara
Membedakan Homonim dan Polisemi
Menurut Keraf (2006:37) untuk
menetapkan apakah suatu bentuk itu merupakan polisemi atau homonim tidak selalu
mudah.caranya, yaitu
1. Menetapkan
kata itu berdasarkan etimologi atau pertalian historisnya. Contohnya kata kopi
juga adalah homonim walaupun kata kopi I berasal dari bahasa belanda koffie
yang berarti nama pohon dan biji yang digoreng untuk minuman sedangkan kata
kopi II berasal dari bahasa Copy yang berarti salinan (surat dan sebagainya).
2. Dengan
mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar, salah satunya adalah
metafora. misalnya referen primer bagi kata-kata : mulut, mata, kepala, kaki.
tangan, dan sebagainya adalah bagian-bagian dari tubuh manusia. Namun dalam
perluasannya berdasarkan dalam prinsip metaforis bagian bagian tubuh tersebut
dapat digunakan juga untuk menyebut bagian dari: sungai, jarum, pasukan,
gunung, kursi dan sebagainya. hubungan itu lahir dari kesamaan fungsi atau
bentuk antara referen-referennya.
Chaer (2003:304) mengatakan bahwa makna-makna
yang ada dalam polisemi meskipun berbeda tetapi dapat dilacak secara etimologi
dan semantik, makna-makna itu masih mempunyai hubungan. Contohnya: kata pacar
”inai” dan kata pacar ”kekasih”.
Makna-makna dalam dua bentuk homonim tidak mempunyai hubungan
sama sekali. Contohnya: ”kepala” pada bentuk kepala surat dan makna ”kepala”
pada kepala jarum bisa di telusuri berasal dari makna leksikal kata kepala itu.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam melakukan
suatu penelitian, manusia menggunakan metode. Seperti yang diungkapkan oleh
Surachmad (1985:131) bahwa metode merupakan cara utama yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Metode yang digunakan oleh seorang peneliti disesuaikan dengan
jenis penelitiannya. Dengan berdasarkan
jenis gejalanya, masalah penelitian menurut Arikunto (1992:25) dibedakan
menjadi tiga. Tiga masalah tersebut antara lain; deskripsi, komparasi, dan
korelasi. Dari jenis masalah penelitian tersebut dapat digolongkan jenis
penelitiannya, termasuk penelitian deskriptif, penelitian korelasi, atau
penelitian komparasi.
Dalam
hubungannya dengan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Sehingga
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode
ini digunakan untuk mendeskripsikan fakta-fakta dari fenomena dalam penelitian
yang dilakukan sehingga memperoleh gambaran objektif tentang kemampuan siswa
dalam membedakan antara homonim dan polisemi, serta kemampuan siswa dalam
mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran di kelas melalui serangkaian
kegiatan yang telah dirancang guru.
3.2 Subjek penelitian dan data
penelitian
3.2.1
Subjek
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik. Dengan demikian, yang menjadi
subjek penelitian adalah kelas IXBSMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik. Dalam hal ini
hanya satu kelas yang diteliti, yaitu kelas IXB yang terdiri dari 30 siswa, 12
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Peneliti mengambil kelas IX B karena secara
kualitatif kelas tersebut lebih unggul dibandingkan kelas yang lainnya, serta
secara kuantitatif jumlahnya relatif sedikit dibandingkan kelas lainnya dengan
harapan penelitian dapat berlangsung lebih efektif. Objek yang diteliti ialah
lembar kerja siswa tentang membedakan dan mengaplikasikan homonim dan polisemi.
3.2.2
Data
penelitian
Data
adalah informasi yang diperoleh dari sumber data. Data sendiri dapat berupa
kata-kata, gambar, atau angka-angka yang diperoleh baik melalui wawancara,
observasi, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau
memo, maupun dokumen resmi lainnya.
Data
yang diperoleh dalam penelitian berupa lembar hasil pretest siswa untuk mengetahui pemahaman siswa dalam membedakan
homonim dan polisemi sebelum guru memberikan penjelasan tentang materi
tersebut, lembar hasil postest siswa
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pemahamannya tentang
homonim dan polisemi, dan lembar hasil observasi yang dilakukan guru saat awal
pembelajaran sampai pada saat melakukan permainan belajar sebagai bentuk aplikasi
penggunaan homonim dan polisemi yang telah siswa pahamani.
3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan
Data
3.3.1
Teknik
Pengumpulan Data
1.
Teknik
catat lapangan
Teknik
ini dilakukan untuk mengetahui semua rangkaian kegiatan selama proses
pembelajaran dari awal mengumpulkan data sampai hasil penelitian.
2.
Teknik
observasi
Observasi dalam penelitian ini
dilakukan secara langsung. Observasi berupa pengamatan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran di kelas untuk mengetahui hasil, respon, kesungguhan siswa
kelas VIIIB dalam menjawab tes yang ada pada lembar pretest dan posttest.
3.
Teknik
tes
Tes yang dilakukan pada penelitian
ini adalah tes tulis. Tes yang diberikan dalam bentuk pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam membedakan
homonym dam polisemi sebelum memperoleh materi dari guru, serta postest untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pemahaman yang telah memperoleh dari guru.
3.3.2
Instrumen
Pengumpulan Data
1.
Lembar
catatan lapangan
Lembar catatan lapangan ini berisis
rangkaian seluruh kegiatan guru selama proses penelitaian yang dideskripsikan
dalam beberapa kegiatan dengan tujuan semua kegiatan dari awal sampai akhir
menjadi lebih terarah dan jelas.
Tabel 3.1
Lembar Catatan Lapangan
No
|
Waktu
|
Deskripsi Kegiatan
|
1.
|
10.00-10.10
|
Mempersiapkan siswa
|
2.
|
10.10-10.20
|
Melakukan icebreaking agar
siswa menjadi lebih semangat. Icebreaking
yang diberikan membentuk kelompok yang nantinya digunakan pada kegiatan akhir.
|
2.
Lembar
Observasi
Lembar observasi aktvitas siswa
bertujuan untuk mengetahui
Table 3.2 Contoh Lembar Observasi Aktivitas
Siswa
No.
|
Pernyataan
|
Skala
penilaian(uji coba)
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Semua
siswa membaca soal yang ada di lembar pretest.
|
||||
2
|
Semua
siswa melakukan kegiatan yang ada pada lembar pretest
|
3.
Lembar
Penilaian Siswa
Lembar penilaian siswa berisi
daftar nilai siswa yang digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan awal rerata
siswa dalam memahami perbedaan antara homonim dan polisemi sebelum memperoleh
penjelasan dari guru dan mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasi
pemahamannya tentang homonim atau polisemi setelah memperoleh penjelasan
tentang homonim atau polisemi.
Table 3.3 Kesalahan Peletakan Kata
Homonim atau Polisemi (Pretest dan Posttest)
No.
|
Nama
|
Kesalahan
Peletakan kata
homonim atau polisemi
|
Jumlah kesalahan perkata
|
1
|
|||
2
|
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, pengumpulan
data harus disertai prosedur untuk memudahkan peneliti dalam memeroleh data.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu
1.
Merancang rangkaian kegiatan
pembelajaran dari awal sampai selesai dan menentukan waktu yang diperlukan pada
setiap tahapan kegiatan yang dilakuakan di dalam kelas sehingga setiap tahapan
dapat berjalan sesuai rancangan.
2.
Mencatat seluruh kegiatan yang
dilakuakan siswa selama proses penelitian mulai dari kegiatan pretest sampai posttest.
3.
Siswa melakuakan pretest dengan membagi lembar pretest
yang sudah disiapkan guru.
4.
Setelah siswa selesai melakukan pretest, guru menarik hasil lembar tes
siswa
5.
Guru menganalisis hasil pretest siswa
6.
Setelah dianalisis, guru menyimpulkan pemahaman siswa dalam membedakan homonim dan
polisemi.
7.
Guru memberikan sedikit stimulus melalui
kegiatan permainan stik dan menggali pengetahuan siswa melalui tanya jawab.
8.
Guru mulai memberi penjelasan materi
tentang pengertian dan perbedaan homonim dan polisemi.
9.
Kemudian guru membagi lembar posttest yang sama dengan pretest
pada siswa.
10. Siswa
mengerjakan posttest dengan waktu
yang lebih singkat dibandingkan saat pretest.
11. Setelah
selesai posttest, guru menarik
kembali lembar tes siswa.
12. Guru
membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing enam siswa untuk berdiskusi
membuat lima kalimat yang berhomonim atau berpolisemi.
13. Guru
menarik lembar hasil diskusi siswa dan menutup pelajaran den reviu dan doa.
14. Guru
menganalisis hasil posttest dan
diskusi sebagai hasil akhir.
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk
Kegiatan
Penelitian mengenai aplikasi
pembedaan homonym dan polisemi siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik
berlangsung dalam 1 hari. Secara garis besar, kegiatan dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu pretest, materi, dan posttest. Tiga tahapan tersebut mencakup
semua kegiatan yang ingin dilakukan mulai dari pengambilan data, pemberian
materi dan permainan. Semua tahapan dan kegiatan didesain dalam bentuk diskusi.
Pretest yaitu tahapan pertama
berbentuk diskusi karena berisi kegiatan permainan dengan stik es krim yang
berisi homonim atau polisemi. Materi yaitu
tahapan kedua berbentuk diskusi karena selain peneliti memberikan materi, peneliti juga melakukan
diskusi untuk menggali pengetahuan siswa melalui pemahaman perbedaan homonim dan polisemi. Posttest adalah tahapan terakhir yang
berisi pengambilan data pasca pemberian materi. Namun, dalam tahapan terakhir
ini dibentuk sebuah kelompok yang beranggotakan 5 orang karena jumlah peserta 30 orang.
Kegiatan terakhir terdapat diskusi yang dikemas dalam bentuk permainan yang melibatkan
diskusi siswa membuat kalimat dengan menggunakan kata yang berhomonim dan
berpolisemi.
4.2 Deskripsi
Penelitian
Pada tahapan
pertama, peneliti
memberikan icebreaking kepada siswa,
memeriksa permainan di bagian belakang siswa, mengambil gambar sebagai bukti
dokumentasi dan mencatat waktu. Kemudian pada tahap kedua dilanjutkan pada pembagian soal pretest, peneliti di depan siswa menjelaskan cara kerja, kemudian
membagikan lembar soal pretest, dan yang terakhir mengambil gambar, mencatat
waktu dan sesekali memeriksa siswa yang belum mendapat lembar soal. Pada
diskusi soal pretest peneliti
memimpin diskusi. Pada tahapan terakhir peneliti bertugas menjelaskan lembar soal Posttest, membagikan
lembar soal Postest. Setelah lembar
soal Postest terkumpul diadakan
permainan diskusi kelompok membuat kalimat yang mengandung homonim dan polisemi.
4.3 Deskripsi
Kegiatan
Kegiatan
ini akan dilaksanakan pada tanggal 21 Januari2015 pukul 10.00-12.00 WIB yang berlokasi di kelas XI.
Tabel
4.1
Catatan Lapangan
No
|
Waktu
|
Deskripsi Kegiatan
|
1.
|
10.00-10.10
|
Mempersiapkan siswa
|
2.
|
10.10-10.20
|
Melakukan icebreaking agar
siswa menjadi lebih semangat. Icebreaking
yang diberikan membentuk kelompok yang nantinya digunakan pada kegiatan akhir.
|
3.
|
10.20-10.40
|
Melakukan pretest dengan membagikan lembar kerja pretest yang dikerjakan secara individu. Fungsi dari kegiatan ini
adalah mengukur dan mengetahui kemampuan siswa dalam membedakan homonym dan polisemi.
|
4.
|
10.40-10.50
|
Setelah soal pretest terkumpul, membagikan stik es krim kepada setiap siswa. Kemudian
menjelaskan
cara kerja stik es krim. Perintah yang diberikan adalah sisi stik es krim
yang berwarna kuning adalah wakil dari homonim sedangkan sisi yang
berwarna putih mewakili polisemi. Setiap contoh yang
diajukan peneliti, siswa diharuskan mengangkat stik es krim dan memutuskan
apakah contoh yang dibacakan peneliti termasuk homonim atau polisemi.
|
5.
|
10.50-10.55
|
Sebelum memulai pemberian materi, peneliti menggali pengetahuan
siswa. Dengan memberikan pertanyaan sejauhmana pengetahuan siswa, peneliti dapat menghubungkan
pendapat siswa yang kemudian diberikan materi.
|
6
|
10.55-11.15
|
Setelah mengetahui pemahaman siswa kemudian
peneliti memberikan materi mulai dari pengertian
homonim
dan polisemi beserta contoh sampai dengan cara membedakan homonim dan polisemi. Namun sesekali dalam materi peneliti memberikan hal-hal humor agar pesuluh tidak bosan dan
berantusias memperhatikan materi.
|
7.
|
10.15-11.35
|
Peneliti membagikan soal posttest. Soal yang diberikan hampir
sama dengan soal pretest, yang membedakan hanya pada contoh homonim dan polisemi yang disajikan. Siswa
diberikan waktu 20 menit untuk mengerjakan.
|
8.
|
11.35-12.00
|
Setelah mengumpulkan soal posttest,
siswa yang sudah dibagi menjadi tiga kelompok kemudian duduk melingkar dengan kelompok masing-masing. Setiap
kelompok mendapatkan salembar kertas A5. Siswa diminta mendiskusikan
membuat kalimat yang mengandung homonim dan polisemi,
masing-masing lima kalimat.
|
9.
|
12.00-13.10
|
Siswa mengumpulkan lembar
kerja kemudian dilanjutkan penutupan dilakukan bersama-sama dengan berdoa bersama.
|
4.4 Hasil
yang Dicapai
Sasaran utama penelitian ini yaitu
siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.Awalnya peneliti sudah mengondisikan
siswa yang kurang lebih berjumlah 30 orang, berikut data siswa.
Tabel 4.2
Daftar Nama Pesuluh
No.
|
Nama
|
JK
|
1.
|
Nur Afni
|
P
|
2.
|
Adinda R.
|
P
|
3.
|
Ernawati
|
P
|
4.
|
Tiara Dwi J.
|
P
|
5.
|
Via Nirfana A.
|
P
|
6.
|
Renaldianto R.
|
L
|
7.
|
Desty Wulandari
|
P
|
8.
|
Dwi Agista Silviani
|
P
|
9.
|
Safitri Rahayu N
|
P
|
10.
|
Fiky Cahyono
|
L
|
11.
|
Amelia Dwiana A.
|
P
|
12.
|
Hendrayanto R. D.
|
L
|
13.
|
Farida D. R. S.
|
P
|
14.
|
Ahida R. A.
|
P
|
15.
|
Qifatah H. D. P. M. D.
|
L
|
16.
|
Intan R.
|
P
|
17.
|
Nurulia F.
|
P
|
18.
|
Linnea Disa
|
P
|
19.
|
Eka Oktaviyanti
|
P
|
20.
|
Talitha Salsabila
|
P
|
21.
|
Nur Masfiatus Sa’adah
|
P
|
22.
|
Rakmat H.
|
L
|
23.
|
Bagus F. M
|
L
|
24.
|
Bayu A. P.
|
L
|
25.
|
Nur Chomary
|
P
|
26.
|
Ahmad Reza M.
|
L
|
27.
|
Husaen Imadudin
|
L
|
28.
|
Irfan Ari S. D.
|
L
|
29.
|
Arya M. Yusuf
|
L
|
30.
|
Robi’ Ghulam A. H.
|
L
|
Tabel 4.3
Kesalahan Peletakan Homonim/Polisemi (Pre-Test)
No.
|
Kesalahan Peletakan Homonim atau Polisemi
|
Jumlah Siswa
|
1.
|
Kepala
|
16 siswa
|
2.
|
Bunga
|
13 siswa
|
3.
|
Kaki
|
6 siswa
|
4.
|
Meja
|
2 siswa
|
5.
|
Mata
|
15 siswa
|
6.
|
Bisa
|
1 siswa
|
7.
|
Surat
|
6 siswa
|
8.
|
Buku
|
22 siswa
|
9.
|
Uang
|
17 siswa
|
10
|
Tali
|
15 siswa
|
Berdasarkan
tabel di atas, siswa
masih banyak mengalami kesulitan dalam membedakan antara homonimdan polisemi. Pada
kegiatan ini, siswa belum diberikan materi guna mengetahui pra-anggapan siswa
mengenai homonimdan polisemi.Sesuai dengan pernyataan yang telah dijelaskan
pada bagian latar belakang bahwa sebagian besar orang masih memiliki
pengetahuan yang minim mengenai perbedaan antara homonimdan polisemi. Sebagian dari
mereka menganggap bahwa yang penting maksud mereka dipahami oleh pembacanya.
Tabel di atas merupakan rekapitulasi
dari angket yang disebar kepada siswa. Berdasar data pada tabel 2.2 kesalahan
peletakan banyak terjadi pada kata “Kepala”, 22 siswa salah dalam meletakkan
kata tersebut ke dalam kolom homonim yang seharusnya kata tersebut diletakkan
ke dalam kolom polisemi. Selain itu, kesalahan peletakan sejenis juga terjadi
pada kata bunga (17 siswa), kaki (15 siswa), meja (6 siswa), dan mata (1
siswa).Kata-kata tersebut seharusnya diletakkan pada kolom polisemi, namun
masih banyak siswa yang lebih dari setengahnya meletakkan pada kolom hiponim.
Data berikutnya adalah peletakkan kata
bisa (16 Siswa), surat (13 siswa), buku (6 siswa), uang (2 siswa), dan tali (15
siswa) yang mengalami kesalahan. Hal tersebut membuktikan banyak siswa yang
masih belum mengetahui perbedaan antara homonimdan polisemi.Setiap siswa
rata-rata dalam melakukan kesalahan 3-4 peletakan homonimdan polisemi pada
kolom yang tidak semestinya.
Banyaknya kesalahan yang terjadi
tentunya tidak menutup kemungkinan bahwa tidak ada siswa yang dapat meletakkan homonimdan
polisemi pada kolom yang benar.Pada data yang dilampirkan terdapat 7 siswa yang
dapat meletakkannya pada kolom yang sesuai.Namun, ketujuh siswa tersebut masih
belum mampu mengungkapkan alasan yang tepat mengenai (1) alasan mereka
meletakkan kata-kata tersebut dalam kolom homonimdan polisemi, dan (2)
perbedaan antara homonimdan polisemi.
Tabel 4.4
Kesalahan Peletakan
Singkatan/Akronim (Post-Test)
No.
|
Kesalahan Peletakan Singkatan/Akronim
|
Jumlah Siswa
|
1.
|
Uang
|
1 siswa
|
2.
|
Tangan
|
Tidak ada
|
3.
|
Makan
|
10 siswa
|
4.
|
Operasi
|
2 siswa
|
5.
|
Orang
|
27 siswa
|
6.
|
Pacar
|
Tidak ada
|
7.
|
Malang
|
Tidak ada
|
8.
|
Genting
|
1 siswa
|
9.
|
Carik
|
Tidak ada
|
10
|
Halaman
|
7 siswa
|
Tabel di atas adalah data tabel
kesalahan peletakan homonym/polisemi setelah siswa mendapatkan materi
(post-test) mengenai homonym dan polisemi. Kesalahan yang terjadi dapat
diminimalkan, sebagian besar siswa sudah mampu meletakkan deretan homonym/polisemi
ke dalam kolom yang benar. Pada awal (pre-test)
kesalahan yang dilakukan setiap siswa dalam peletakan deret homonym dan
polisemi adalah 3-4, sedangkan setelah melalui penyuluhan (post-test) berdasar materi yang telah disampaikan kesalahan
diminimalkan menjadi 1-2 kesalahan setiap siswa. Mengenai perbedaan homonym dan
polisemi nampaknya siswa mulai memahami secara berangsur.
Pada bagian soal nomor 2-4 dalam pre-test sebagian besar siswa (hampir
keseluruhan siswa) salah dalam menafsirkan homonim, polisemi, dan perbedaan
dari keduanya.Untuk soal nomor 2, sebagian besar siswa menyebutkan kalau
kata-kata dalam kolom polisemi memang merupakan polisemi; bukan merupakan homonim;
atau karena dirasa itu merupakan polisemi bukan homonim.Jawaban tersebut tidak
beralasan kuat, tidak ada dasar dari pernyataan tersebut.Siswa nampak
asal-asalan atau seenaknya dalam menjawab pertanyaan hal tersebut dimungkinkan
karena siswa tersebut tidak mengetahui secara teoretis mengenai perbedaan
homonym dan polisemi.
Soal berikutnya yaitu soal nomor 3,
sama seperti soal nomor 2. Siswa masih belum mampu memberikan penjelasan
mengapa deretan kata tersebut dimasukkan ke dalam kolom polisemi.Hampir
keseluruhan siswa secara garis besar menjawab bahwa kata-kata dalam kolom polisemi
memang merupakan polisemi; bukan merupakan homonim; atau karena dirasa itu
merupakan polisemi bukan homonim. Jawaban tersebut sama dengan jawaban soal nomor
2 yang tidak memiliki landasan kuat mengenai polisemi.
Soal terakhir, yaitu soal nomor
4.Jawaban dalam soal nomor 4 lebih bervariatif.Sebagian siswa menjawab tidak
tahu; karena maknanya berbeda.Berdasar jawaban pada angket pre-test soal nomor 2-4 dapat diketahui masih banyak siswa yang
belum memahami perbedaan antara homonym dan polisemi.
Terkait dengan hasil post-test siswa, nampaknya cukup bagus
meskipun belum mencapai target maksimal.Berdasarkan angket post-test yang diberikan, siswa mulai mampu menafsirkan polisemi,
homonim, dan perbedaan dari keduanya.Meskipun jawaban dari siswa masih belum
memuaskan setidaknya siswa sudah mengetahui konsep dasar dari keduanya dan
dapat mengaplikasikannya secara benar dan tepat baik dalam komunikasi lisan
maupun tulis.Namun, masih ada sebagian kecil dari siswa yang belum mampu
menjawab soal post-test secara tepat.
Peneliti menyadari hal tersebut, belajar adalah proses bagi seorang individu
dalam memahami suatu hal, dan proses setiap individu tersebut berbeda-beda. Peneliti
berharap kepada siswa untuk mensosialisasikan pengetahuan yang mereka dapat
kepada siswa lain dan mereka dapat bertukar pikiran (share) satu dengan lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan kegiatan penelitian
mengenai aplikasi pembedaan antara homonim dan polisemi siswa kelas IX SMP
Muhammadiyah 12 GKB Gresik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum
mampu membedakan kata yang bisa digolongkan sebagai homonym atau polisemi.Hal
ini tampak pada hasil pretest yang diberikan diawal, yang menunjukkan sebagian
besar siswa salah dalam menempatkan kata yang seharusnya di kolom homonym
diletakkan di kolom polisemi, dan sebaliknya.setelah diberikan materi dan
dilakukan post test, hasil yang ditunjukkan walaupun nampaknya cukup bagus
namun masih belum mencapai target maksimal
5.2 Saran
Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai penambah khasanah pengetahuan dalam bidang homonym dan polisemi sebagai
acuan bagi penelitian-penelitian semantik.
Bagi guru,
guru harus dapat memberikan alternatif penggunaan homonym dan polisemi yang
sesuai, sehingga siswa dapat memberi batasan yang jelas bagi keduanya.Bagi siswa, siswa harus lebih berusaha
dalam membedakan kata yang termasuk dalam homonim dan polisemi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1994.Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Cruise, D. A. 1991.Lexical Semantics. Cambridge: Cambridge
University Press.
Fatimah, Djajasudarma. 1993. Semantik.
Jakarta:PT Eresco
Mukhtar, Khalil dkk. 2006.
Semantik. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Pateda, Monsoer. 2001. Semantik
Leksikal. EndeFlores: PT Nusa Indah
LAMPIRAN
Contoh angket pretest
1. Identifikasilah
homonim dan polisemi yang ada dalam lingkaran dimasukkan ke dalam kotak
berdasarkan homonim dan polisemi
2. Apa
alasanmu memasukkan kata-kata tersebut dalam kolom homonim?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa
alasanmu memasukkan kata-kata tersebut dalam kolom polisemi?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Menurut
kalian, adakah perbedaan antara homonim dan polisemi?jelaskan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Contoh
angket posttest
1. Identifikasilah
homonim dan polisemi yang ada dalam lingkaran dimasukkan ke dalam kotak
berdasarkan homonim dan polisemi
2. Apa
alasanmu memasukkan kata-kata tersebut dalam kolom homonim?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa
alasanmu memasukkan kata-kata tersebut dalam kolom polisemi?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Menurut
kalian, adakah perbedaan antara homonim dan polisemi?jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Bentuk media stik ice cream